Sunday, June 17, 2012

TAJUK 72: ISRAK DAN MIKRAJ




ISRAK MIKRAJ



SIAL LAKNAT PUNYA YAHUDI!.  Maaf kerana pembukaan tajuk blog aku kali ini dimulakan dengan maki hamun. Bukan aku suka-suka nak memaki dan mengutuk bangsat Yahudi ini.  Allah dan Rasulullah swt turut mengutuk bangsat Yahudi (Bani Israel) yang terkenal dalam sejarah Nabi/Rasul sebagai bangsa yang berhati jahat, pengkhianat dan musuh islam yang berkekalan.

Sehingga hari ini, bangsat Yahudi ini masih menguasai Masjidil Aqsa di Jerusalem (dahulu sebahagian dari Palestin).  Masjidil Aqsa inilah salh satu tempat berlaku peristiwa penting dalam Sirah Islam iaitu Israk dan Mikraj.  PASTIKAN membunyikannya mengikut ejaan Arab bukan ejaan Melayu. Bunyi 'RAK' dalam Is'rak' bukan bunyi huruf 'K' tetapi bunyi huruf 'HAMZAH', manakala bunyi 'MIK' dalam perkataan 'Mik'raj juga tidak dibaca dengan bunyi 'K' tetapi dibaca dengan huruf 'AIN'.

Sebelum menulis panjang tentang sirah Israk dan Mikraj ini, marilah kita sama-sama menggali kesah 'Bangsat Israel' ini.

Allah menciptakan Bani Israel (Yahudi) ini dengan hikmah tersendiri.  Bani Israel yang berasal dari keturunan salah seorang anak Nabi Yaakub (alaihissalam), yang juga abang kepada Nabi Yusuf (alaihissalam).  Bermula dari situ, kesah kedegilan Bani Israel dan bangsa Yahudi ini terus menjadi kandungan penting wahyu Allah (dalam surah-surah al Qur'an) khususnya dalam kesah nabi Harun (a.s) dan Nabi Musa (a.s). 

Kebetulan, pagi 17 Jun 2012, sewaktu mengikuti kuliah selepas Subuh di Surau Luqman Hakim, salah satu ayat yang dibaca menunjukkan kemurkaan Allah swt kepada Bani Israel/Yahudi ini.

Berikut adalah beberapa ayat Al Qur'an yang menyebut tentang Bani israel dan Yahudi (rujukan :www.mykhalifah.com)

(1) Durhaka dan melampaui batas, serta membiarkan kemungkaran yang terjadi di antara mereka. Allah SWT berfirman:




لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78)


 كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (79)

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” [al-Maidah (5):78-79].

Dan mereka semakin durhaka sesudah al-Quran diturunkan. Allah SWT berfirman:

وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا

Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka” [al-Maidah (5):64].

(2) Menjadikan kaum kafir lain sebagai pelindung dan penolong mereka. 

تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ (80)
وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (81


Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, iaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam seksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), nescaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik” [al-Maidah (5):80-81].

(3) Permusuhan mereka yang amat besar terhadap Islam dan umatnya. Allah SWT berfirman:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” [al-Maidah (5):82].

(4) Hati mereka keras laksana batu, bahkan lebih keras lagi. Di antara penyebabnya adalah karena mereka melanggar perjanjian dengan Allah SWT. Allah SWT berfirman:

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami laknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu” [TMQ al-Maidah (5):13].

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan". [al-Baqarah (2):74].

(5) Suka melanggar perjanjian yang mereka buat sendiri, termasuk perjanjian dengan Allah SWT dan rasul-rasul-Nya. Dan oleh karena itu mereka mendapat murka Allah dan berbagai hukumanNya. Allah SWT berfirman:

فَرَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ يَا قَوْمِ أَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا أَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ أَمْ أَرَدْتُمْ أَنْ يَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَخْلَفْتُمْ مَوْعِدِي

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: “Wahai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu melanggar perjanjianmu denganku?” [Thaha (20):86].

Allah Swt berfirman:

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا

Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup.” Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka” [al-Nisa’ (4):155].

(6) Mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh ramai nabi. Dan itu menyebabkan mereka senantiasa diliputi dengan kehinaan dan kerendahan di mana pun mereka berada. Allah SWT berfirman:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas” [Ali Imran (3):112].

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا

Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup.” Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka” [al-Nisa’ (4):155].

وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

Dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): “Rasakanlah olehmu adzab yang membakar.” [TAli Imran (3):181].

(7) Banyak berbuat lancang terhadap Allah SWT, seperti menuduh Allah SWT miskin dan tangan Allah terbelenggu. Allah SWT berfirman:

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: ‘Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya’, Kami akan mencatat perkataan mereka itu" [Ali Imran (3):181].
Allah SWT berfirman:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ

Orang-orang Yahudi berkata: ‘Tangan Allah terbelenggu’, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki” [al-Maidah (5):64].

(8) Memalsukan kitab dengan tangan mereka, memalingkan dari maksud sebenarnya, dan menghilangkan sebahagiannya. Allah SWT berfirman:

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘Ini dari Allah’, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan” [al-Baqarah (2):79].

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ

Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: ‘Kami mendengar’, tetapi kami tidak mahu menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): ‘Dengarlah’ sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa" [TMQ al-Nisa’ (4):46].
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ

Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya" [al-Maidah (5):13].
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” [al-Baqarah (2):75].

(9) Amat tamak terhadap dunia, bahkan melebihi orang Musyrik. Menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut akan kematian. Allah SWT berfirman:

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ

“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling tamak kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih tamak lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari seksa” [al-Baqarah (2):96].

(10) Mengenal benar siapa Rasulullah SAW, namun mereka menyembunyikan kebenaran. Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui” [al-Baqarah (2):146].

(11) Mengikuti hawa nafsunya, hingga risalah yang dibawa Rasul pun harus sejalan dengan hawa nafsu mereka. Jika tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, mereka akan menolak dan mendustakannya. Allah SWT berfirman:
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ

Apakah setiap kali datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara Rasul) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” [al-Baqarah (2):87].

(12) Tidak senang terhadap kaum Muslimin selama tidak mengikuti milah mereka. Allah SWT berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka” [al-Baqarah (2):120].

(13) Berdusta atas nama Allah SWT dengan mengatakan bahawa mereka adalah anak-anak Allah dan kekasihNya. Allah SWT berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: ‘Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya’. Katakanlah: ‘Maka mengapa Allah menyeksa kamu karena dosa-dosamu?’ (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya” [al-Maidah (5):18].

(14) Sombong dan takabbur, hingga mereka pernah diubah wujudnya menjadi kera yang hina. Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina” [al-A’raf (7):166]

(15) Di antara mereka terdapat permusuhan dan kebencian hingga hari kiamat. Allah SWT berfirman:
وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat” [al-Maidah (5):64].

(16) Suka berbuat kerosakan di muka bumi. Allah SWT berfirman:
وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan mereka berbuat kerosakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerosakan” [TMQ al-Maidah (5):64].

(17) Berbuat zalim dan menghalangi manusia dari jalan Allah. Allah SWT berfirman:
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا

Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah" [al-Nisa (4):160].

(18) Suka memakan harta haram, seperti rasuah dan riba, padahal telah diharamkan kepada mereka. Allah SWT berfirman:
وَتَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ

“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram [al-Maidah (5):62].

وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ

Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil” [al-Nisa (4):161].

(19) Suka mendengarkan berita bohong. Allah Swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آَمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ. سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آَخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِنْ بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَذَا فَخُذُوهُ وَإِنْ لَمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا

Wahai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, iaitu dari kalangan orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: ‘Kami telah beriman’, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) dari kalangan orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: ‘Jika diberikan ini (yang sudah dirubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah” [al-Maidah (5):42].

Inilah sebahagian dari sifat dan sikap Yahudi yang terdapat di dalam al-Quran. Selain sifat dan sikap yang telah dipaparkan di atas, masih banyak lagi perkara buruk lainnya tentang Yahudi ini yang disebutkan dalam Al-Quran. 

Berpandukan ayat-ayat Allah ini, akan memudahkan kita dalam mengambil sikap dan pendirian di dalam menghadapi kaum terkutuk ini. Terhadap kaum yang terkumpul pelbagai sifat dan sikap buruk yang dijelaskan oleh Allah SWT sendiri, malangnya masih ada pemimpin kaum Muslimin yang membuat perjanjian dan mengambil mereka sebagai wali (pemimpin, pelindung, penolong, pembantu dll) dan bithanah (orang kepercayaan). Masih ada pemimpin yang berbaik dan berjabat tangan dengan golongan terlaknat ini dan “menolong” mereka membunuh saudara-saudara seIslam kita di Palestin. Sesungguhnya Allah SWT mengingatkan kita juga bahawa,

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali(mu); sebahagian mereka adalah wali bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” al-Ma’idah (5):51]  

Kembali kepada tajuk kita, Israk dan Mikraj.

Zaman kanak-kanak aku di kampung dahulu, Israk dan Mikraj ini hanya diingati kerana pada malam 27 Rejab itu ada khenduri (ambeng) di surau.  Ye lah, dulu-dulu kalau di kampung kenduri-kendara amat jarang sekali. Selain dari Majlis membaca Yasin dan Tahlil pada setiap malam Jumaat, dalam setahun cuma ada beberapa kali sahaja seperti Mauludir Rasul, Awal Muharram, dan beberapa lagi. Bukan macam sekarang, setiap minggu ada jamuan di surau. Ada ceramah agama lagi.  Imam kampung pun bukan pandai ceramah macam Ustaz zaman sekarang.  Sekarang kebolehan ceramah adalah sebahagian dari mata pencarian seseorang ustaz.

Apa itu Israk dan Mikraj? 

Peristiwa Isra dan Mi'raj  Rasulullah (saw)  terjadi pada 27 Rejab tahun ke-12 dari masa kenabian beliau, merupakan peristiwa penting yang selalu dirayakan setiap tahun oleh seluruh umat Islam.  Tarikh ini bersamaan 662 M iaitu ketika Nabi berumur 52 tahun, setahun sebelum Hijrah dari Mekah dan Madinah. Tahun ini juga dikenali sebagai Tahun Dukacita kerana bapa saudaranya Abu Talib bin Abdul Mutallib dan isterinya Siti Khadijah binti Khuwailid meninggal dunia. Nabi dan anak angkatnya Zaid bin Haritsah diusir dan dibaling batu oleh penduduk Taif sehingga berdarah .Peristiwa israk mikraj ini tercatat dalam Surah al Isra' ayat 1.  Surah an Najm: ayat 60 juga menceritakan peristiwa ini .

Perjalanan selama 3/4 malam sahaja iaitu dari jam 6 malam hingga 6 pagi Nabi kembali semula ke Mekah sebelum terbit fajar . Baginda menunggang Buraq bersama Jibril dari Masjidil Haram ke Masjid al Aqsa di Jerusalem.  Arah KIBLAT umat Islam ketika itu ialah Baitul Maqdis. Selepas peristiwa ini , arah kiblat ditukar ke Mekah. Di tembok Barat masjid , buraq telah ditambat di suatu tempat. Nabi mengerjakan solat dua rokaat di beberapa tempat persinggahan seperti di Madinah, Madyan dan Bukit Thursina. Di Masjid Aqsa , Nabi sembahyang berjemaah dengan makmumnya ialah Nabi Adam, Nabi Musa, dan nabi Isa (a.s). Baginda ditawarkan minuman susu dan arak. tetapi Nabi Muhamad (saw) memilih susu sebagai minumannya.


Seterusnya diangkat secara fizikal melalui mikraj (tangga emas dan perak) dari bumi ke langit ke-7 hingga ke Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Allah di Arasy. Di Baitul Makmur Nabi melihat malaikat bertawaf dan moyangnya Nabi Ibrahim bersandar di situ .Wajah Nabi Ibrahim persis wajahnya . Nabi juga 'dibedah' untuk kali kedua. Sebelum ini, semasa kanak-kanak , baginda pernah dibedah oleh dua malaikat semasa di perkampungan ibu susunya HalimatusSaadiah.

Nabi telah bertemu dan bercakap dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa. 

Peristiwa luar biasa ini paling penting dalam kalendar islam kerana menandakan seseorang itu Islam atau kufur. Ia sebuah mukjizat dari Allah swt bagi  Rasulullah (saw)  yang tidak pernah dilakukan oleh Rasul dan Nabi sebelumnya. Hanya  Rasulullah (saw) sajalah yang diberikan anugerah dan kehormatan oleh Allah swt untuk melakukannya sebagai petanda betapa tingginya penghargaan Allah swt kepada Rasulullah (saw). 

Dalam perjalanan Isra' mahupun Mikraj seperti tercantum dalam buku 'Muhammad Beraudiensi dengan Tuhan karya Moch. Abdai Rathomy (1983: 53),  Rasulullah (saw) didampingi Malaikat Jibril dan Mikail  menunggang seekor haiwan yang disebut BURAQ.

Dalam masyarakat Islam, peristiwa ini tercatat dalam kalendar Islam. Umat Islam akan sembahyang sunat. Ceramah khas selalu diadakan bagi mengenang peristiwa tersebut.

Pelbagai peristiwa dilihat

Beberapa peristiwa yang terjadi selama Isra' berlangsung memberikan hikmah dan pelajaran yang sangat mendalam bagi Rasulullah (saw) serta menjadi cermin bagi umat yang menjadi pengikutnya.

Nabi memperoleh pelajaran tentang keadaan masa lalu dan masa yang akan datang yakni saat Jibrail menyuruh beliau melakukan solat di Kota Thaibah (Madinah) dimana kelak Nabi akan berhijrah ke kota ini, di Thur Saina, tempat Allah berfirman kepada Nabi Musa, serta di Bethelehem, tempat lahirnya Nabi Isa Nabi Isa putera Maryam (Mary).

Jibril juga mengajar Nabi bagaimana menghadapi Ifrit dari golongan Jin yang mengganggunya dengan memberinya sebuah doa yang harus dibaca Nabi. 

Mengambil hikmah dari perjuangan seorang Muslimah sejati Masyitah dalam berjihad mempertahankan keyakinannya akan keesaan Allah swt. 

Mendapat pelajaran bagaimana akibatnya bagi orang-orang yang enggan solat, enggan berzakat, pemakan riba dan suka berbuat zina. Pengganggu jalan umum, pemimpin yang suka menumpuk-numpuk jabatan dan suka menjelek-jelekan orang lain.

Gambaran umat yang terjebaknya dalam kemewahan dunia, perumpamaan umur dunia yang sudah tua, tamsil bermacam-macam minuman yang boleh dan tidak boleh (haram) diminum umat Nabi serta adanya pengakuan para nabi akan keberadaan Rasulullah (saw) sebagai pemimpin utama.

Dalam perjalanan Mikraj banyak pula hal yang dialami oleh Rasulullah (saw).  Namun yang paling penting adalah baginda mendapat keringanan solah fardhu dari 50 kali menjadi 5 kali sehari semalam, sebuah kewajiban yang harus dikerjakan umatnya sampai kelak akhir zaman.

Bantahan orang Quraisy

Sekembali dari Israk dan Mikraj, Nabi Muhamad telah diragui dan ditertawakan oleh masyarakat Quraisy terutama pemimpinnya Abu jahal dan Abu Lahab. Bagi Abu Jahal , inilah bukti Nabi Muhamad seorang yang gila dan ahli sihir kerana mana mungkin pergi ke Palestin hanya semalaman dan menjelang subuh sudah sampai di Mekah semula . Abu Jahal mempersendakan Rasulullah di Hijr Ismail di hadapan komuniti Bani Kaab bin Luay.

Namun Abu Bakar adalah orang pertama yang percaya dengan cerita itu kerana baginya Muhamad adalah seorang al Amin. Abu Bakar sentiasa membenarkan khbar langit yang Rasulullah bawa. Aisyah (ra) mencatatkan ada orang Islam yang murtad selepas peristiwa itu. 

Setelah dicabar oleh Bani Kaab bin Luay, Nabi menceritakan keadaan Masjidil Aqsa hingga hampir keliru. Mujurlah saat itu Allah mendatangkan Masjid Aqsa dan diletakkan berdekatan rumah Uqail. Maka, mudahlah Nabi menceritakan masjid itu. Salah seorang dari mereka mengakui kebenaran gambaran itu kerana pernah pergi ke Masjidil Aqsa.

Khilaf(Perselisihan) tentang tarikh Israk Mikraj

Tarikh sebenar berlakunya peristiwa hebat itu masih lagi menjadi perselisihan di kalangan ulama. Ada yang berpendapat ia berlaku sebelum menjadi Nabi. Ia merupakan pendapat yang janggal. Majoriti ulama berpendapat ia selepas menjadi Nabi. Ia diperkuatkan oleh banyak hadis yang sahih. Seterusnya mereka berbeza pendapat lagi tentang tahun kejadian selepas kebangkitan Nabi sebagai Nabi samada tahun ke 13, 12, 10 atau ke 8 Kenabian. Begitu juga bulan samada bulan Safar, Rabi`ul Awal, Rabi`ul Akhir, Rejab, Sya`ban, Ramadhan, Syawal atau Zulhijjah.

Menurut Ibn Sa`ad dan Nawawi serta Ibn Hazim ia berlaku setahun sebelum hijrah. Hijrah berlaku pada akhir Safar dan Awal Rabi`ul Awal. Ini bererti peristiwa ini berlaku pada bulan Safar atau Rabi`ul Awal. Menurut Ibn Jauzi, 8 bulan sebelum hijrah. Ia bererti pada bulan Rejab.
Menurut Abu al-Rabi` bin Sali, 6 bulan sebelum Hijrah. Ia bererti pada bulan Ramadhan
Menurut Ibrahim al-Harbi, dan ditarjihkan oleh Ibn al-Munir dalam Syrah al-Sirah oleh Ibn `Abd al-Barr, ia berlaku 11 bulan sebelum hijrah iaitu pada bulan Rabi`ul Akhir.

Menurut Ibn `Abd al-Barr, Ia berlaku 13 bulan sebelum hijrah. Ia bererti pada bulan Safar.

Menurut Ibn Faris, ia berlaku 15 bulan sebelum hijrah. Ia bererti pada bulan Zulhijjah.

Menurut al-Sudiy sebagaimana diriwayatkan oleh Tabari dan Baihaqi dan di pegang oleh al-Waqidi, 17 bulan sebelum Hijrah. Ia bererti ia berlaku pada bulan Syawal.

Menurut Ibn Qutaibah dan dihikayatkan oleh Ibn `Abd al-Barr serta disebut oleh Ibn Sa`ad daripada Ibn Abi Sirah, ia berlaku 18 bulan sebelum hijrah iaitu pada bulan Ramadhan

Menurut riwayat Ibn `Abd al-Barr dan dipegang oleh Nawawi dalam al-Raudah, ia berlaku pada bulan Rejab.

Menurut riwayat Ibn al-Athir, ia berlaku 3 tahun sebelum Hijrah.

Menurut riwayat `Iyad dan dituruti oleh Qurtubi dan Nawawi daripada al-Zuhri, ia berlaku 5 tahun sebelum hijrah. `Iyad berhujah bahawa tiada perselisihan lagi bahawa Khadijah pernah solat bersama baginda saw selepas kefarduan Solat diturunkan. Juga tiada yang berselisih bahawa Khadjah mati sebelum hijrah samada 3 tahun atau 5 tahun sebelum hijrah. Tiada perselisihan juga bahawa kefarduan solat berlaku pada malam Isra’. Namun, hujahnya boleh diteliti kembali kerana menurut al-`Askari Khadijah mati 7 tahun sebelum hijrah. Ada pendapat menyatakan 4 tahun sebelum hijrah. Ibn al-A`rabi menyatakan beliau mati tahun berlakunya hijrah.
Rujuk: wikipedia.com

Lagi cedokan kesah Israk dan Mikraj

Hadis Anas bin Malik r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Aku telah didatangi Buraq. Iaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keldai tetapi lebih kecil dari baghal. Ia merendahkan tubuhnya sehinggalah perut buraq tersebut mencecah bumi. 

Baginda bersabda lagi: Tanpa membuang masa, aku terus menungganginya sehinggalah sampai ke Baitulmuqaddis. Baginda bersabda lagi: Aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. 

Baginda bersabda lagi: Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan sembahyang sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar, secara tiba-tiba aku didatangi dengan semangkuk arak dan semangkuk susu oleh Jibril a.s. Aku memilih susu. Lalu Jibril a.s berkata: Engkau telah memilih fitrah. 

Lalu Jibril a.s membawaku naik ke langit. Ketika Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Lalu dibukakan pintu kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Adam a.s, beliau menyambutku serta mendoakan aku dengan kebaikan.

Seterusnya aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Isa bin Mariam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Yusuf a.s ternyata dia telah dikurniakan sebahagian dari keindahan. Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Idris a.s dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Firman Allah s.w.t Yang bermaksud: Dan kami telah mengangkat ke tempat yang tinggi darjatnya. 

Aku dibawa lagi naik ke langit kelima. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Harun a.s dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Musa a.s dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril a.s meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari memuatkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar mereka tidak kembali lagi kepadanya. Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar umpama telinga gajah manakala buahnya pula sebesar tempayan. Baginda bersabda: Ketika baginda merayau-rayau meninjau kejadian Allah s.w.t, baginda dapati kesemuanya aneh-aneh. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya. 

Lalu Allah s.w.t memberikan wahyu kepada baginda dengan mewajibkan solat lima puluh waktu sehari semalam. Tatakala baginda turun dan bertemu Nabi Musa a.s, dia bertanya: Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Baginda bersabda: Solat lima puluh waktu. Nabi Musa a.s berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan kerana umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencuba Bani Israel dan memberitahu mereka. Baginda bersabda: Baginda kemudiannya kembali kepada Tuhan dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku. Lalu Allah s.w.t mengurangkan lima waktu solat dari baginda. 

Baginda kembali kepada Nabi Musa a.s dan berkata: Allah telah mengurangkan lima waktu solat dariku. Nabi Musa a.s berkata: Umatmu masih tidak mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Baginda bersabda: Baginda tak henti-henti berulang-alik antara Tuhan dan Nabi Musa a.s, sehinggalah Allah s.w.t berfirman Yang bermaksud: Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap solat fardu diganjarkan dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang demikian, bererti lima waktu solat fardu sama dengan lima puluh solat fardu. 

Begitu juga sesiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, nescaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya sesiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, nescaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya. Baginda turun hingga sampai kepada Nabi Musa a.s, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih lagi berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Baginda menyahut: Aku terlalu banyak berulang alik kepada Tuhan, sehingga menyebabkan aku malu kepada-Nya. (HR Muslim)

ref: lenggangkangkong-my.blogspot.com


  
 
  
  
  
  

SOALAN
ANDAINYA KITA HIDUP DIZAMAN BERLAKUNYA ISRAK DAN MIKRAJ, ADAKAH KEMUNGKINAN KITA MENJADI SEPERTI SAIYIDINA ABU BAKR ASSIDDIQ?
ATAU
KITA MENGIKUT ABU JAHAL?







.

No comments:

Post a Comment

IKTIROF

←  PLURALISME GUS DUR, GAGASAN PARA SUFI Biografi KH Hasyim Asy’ari Pendiri NU Tebuireng Jombang  → Syair Doa Abu Nawas – Al I’tira...